Berita  

Kritik atas Ketimpangan Pendidikan, Asmar Joma Resmi Pimpin KOMPPI-MU DIY. Pendidikan Bukan Sekadar Proyek

Yogyakarta – HabarIndonesia. Pelantikan kepengurusan baru Komunitas Magister Peduli Pendidikan Maluku Utara (KOMPPI-MU) Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi panggung kritik tajam terhadap stagnasi dan ketimpangan sistem pendidikan di Maluku Utara.

Muhammad Asmar Joma resmi dilantik sebagai Ketua Umum periode 2025–2026, dengan komitmen utama mendorong revolusi pemikiran dan tindakan nyata dalam pendidikan daerah, 15/06/25.

Dalam sambutannya, Asmar tak hanya menyampaikan visi organisasi, tetapi juga menyuarakan kekecewaan terhadap kondisi pendidikan yang menurutnya masih berkutat dalam kepalsuan statistik dan kemewahan proyek, tanpa menyentuh akar persoalan.

“Apa arti akreditasi jika anak-anak di pedalaman masih belajar di bangunan rapuh? Apa makna proyek jutaan rupiah jika tak melahirkan kualitas?” tegasnya

Dalam pidato yang mengundang perhatian para akademisi, tokoh daerah, serta organisasi mahasiswa se-Maluku Utara yang hadir dalam acara tersebut.

Asmar menyoroti bahwa pendidikan di Maluku Utara kerap dijadikan etalase administratif yang hampa substansi. Ia mengkritik keras pendekatan teknokratis yang tidak menyentuh realitas sosial dan budaya masyarakat lokal.

“Pemerintah Provinsi Maluku Utara telah gagal, bukan hanya dalam pelaksanaan program, tetapi juga dalam membangun ekosistem pendidikan yang manusiawi, kontekstual, dan berpihak pada masa depan generasi. Pembangunan pendidikan tak boleh tercerabut dari akar budaya dan aspirasi rakyat,” ujarnya dengan nada tegas.

Pelantikan ini juga dihadiri oleh senior-senior KOMPPI-MU, akademisi, serta perwakilan organisasi pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah, yang menegaskan dukungan terhadap arah baru yang lebih kritis dan substantif.

Asmar menekankan pentingnya sinergitas intelektual para magister Maluku Utara untuk menghadirkan gagasan-gagasan progresif yang berdaya guna.

Ia menyatakan bahwa KOMPPI-MU harus menjadi wadah strategis yang tidak hanya berhenti pada diskusi, tetapi mampu mendorong advokasi kebijakan pendidikan secara sistemik.

“Kami ingin menjadikan KOMPPI sebagai poros gagasan yang aktif mendorong transformasi pendidikan. Sinergi bukan hanya slogan-ia harus menjadi kekuatan politis dan etis dalam merumuskan arah baru pendidikan,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Asmar juga menyampaikan pesan keras kepada Pemerintah Provinsi dan Dinas Pendidikan Maluku Utara.

Ia meminta agar kebijakan pembangunan tidak lagi semata fokus pada infrastruktur fisik, melainkan juga pada pembentukan ekosistem intelektual dan inovatif yang menciptakan generasi visioner dan tangguh menghadapi zaman.

“Kami menuntut arah baru. Pendidikan tidak boleh didefinisikan oleh angka belaka. Ini soal masa depan, soal kemanusiaan, soal identitas kita sebagai orang Maluku Utara,” tegasnya.

Sebagai penutup, Asmar berkomitmen membawa suara pascasarjana ke ruang-ruang strategis kebijakan, memastikan bahwa kepentingan rakyat, terutama dalam hal akses, mutu, dan pemerataan pendidikan, menjadi prioritas utama.

“Pendidikan harus menjadi gerakan kolektif. Dan kami, para magister, tak akan tinggal diam,” pungkasnya.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *