TERNATE – HabarIndonesia.id. Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (KSPPG) Dapur BGN Kastela, Kecamatan Pulau Ternate, Mirnawati Hamid, angkat bicara terkait dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang dialami 25 siswa SD Negeri 65 Kota Ternate di Kelurahan Jambula, pada Kamis (6/11/2025) sekitar pukul 10.35 WIT.
Menurut Mirnawati, pihaknya pertama kali menerima informasi dari Kepala Sekolah SD Negeri 65 sekitar pukul 10.30 WIT bahwa salah satu siswa mengalami benjolan kecil berwarna kebiruan di dagu setelah mengonsumsi makanan MBG. Ia pun langsung menuju sekolah untuk melakukan pemeriksaan.
“Sampai di sekolah, anak tersebut sudah membaik karena telah diberi susu beruang. Saya sempat meminta sisa makanan MBG yang dikonsumsi, namun sudah habis,” ujar Mirnawati saat dikonfirmasi, Kamis (6/11/2025).
Beberapa saat kemudian, pihak sekolah kembali melaporkan bahwa beberapa siswa lain di kelas berbeda juga mengalami gejala serupa. Tim KSPPG yang tiba di lokasi segera melakukan pertolongan pertama dengan memberikan susu beruang kepada para siswa.
“Setelah minum susu beruang, benjolan dan kemerahan di kulit siswa mulai reda. Kami kemudian berkoordinasi dengan Puskesmas Jambula untuk pemeriksaan medis, karena sebagian siswa memiliki riwayat alergi dan asma,” jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan, lima siswa sempat dilarikan ke RSUD Chasan Boesoirie (RSUD-CB) Ternate karena mengalami sesak napas akibat panik dan menangis. Namun, setelah pemeriksaan medis, kondisi mereka dinyatakan stabil.
“Kelima siswa itu bukan karena keracunan, melainkan panik hingga memengaruhi pernapasan. Saat tiba di RSUD, mereka bahkan tak lagi menggunakan oksigen,” ungkap Mirnawati kepada awak media Jumat, 07/11/25.
Mirnawati menegaskan, hasil pemeriksaan awal tidak ditemukan zat berbahaya seperti formalin atau bahan kimia beracun dalam makanan MBG. Dugaan sementara, para siswa mengalami reaksi alergi ringan, bukan keracunan.
“Sampel makanan sudah dikirim ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk diuji kandungan bakterinya. Hasilnya baru bisa diketahui dalam dua atau tiga hari ke depan,” tambahnya.
Program MBG pada hari kejadian menyalurkan sekitar 3.857 porsi makanan bergizi ke sejumlah sekolah, termasuk untuk ibu hamil, balita, dan siswa Sekolah Luar Biasa (SLB). Mirnawati menyebut, tidak ada laporan gangguan kesehatan dari penerima MBG lain di lokasi berbeda.
“Alhamdulillah, semua siswa yang sempat dirawat di RSUD dan puskesmas sudah dipulangkan dalam keadaan sehat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mirnawati menjelaskan, pengawasan dapur MBG dilakukan sesuai standar keamanan pangan. Setiap makanan diuji rasa dan kelayakannya oleh tim relawan sebelum didistribusikan ke sekolah.
“Ada 47 orang di dapur yang ikut mencicipi makanan sebelum dibagikan. Selama program berjalan sejak Januari 2025, ini baru pertama kali terjadi. Kami tetap menunggu hasil laboratorium resmi untuk memastikan penyebab pastinya,” pungkasnya.
(Red)














