PATI – HabarIndonesia. Pada pagi hari ini, masyarakat Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, kembali melangsungkan tradisi tahunan pelarungan sesaji ke laut. Tradisi ini merupakan bagian dari warisan budaya leluhur yang masih dijaga hingga kini oleh warga setempat.
Pelarungan sesaji yang menjadi pusat perhatian adalah kepala kerbau, yang dipercaya memiliki makna spiritual serta sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki, khususnya dari hasil laut.
Tradisi ini digelar dengan penuh kekhidmatan dan diiringi berbagai kegiatan adat yang sarat nilai-nilai kearifan lokal. Warga tampak antusias mengikuti prosesi sejak pagi, dimulai dari arak-arakan sesaji hingga pelarungan di laut lepas.
Zahra Adnin, salah satu warga dari Desa Garuwan yang turut menyaksikan kegiatan ini, mengungkapkan bahwa pelarungan sesaji bukan sekadar ritual, melainkan bentuk penghormatan terhadap alam.
“Saya datang setiap tahun untuk menyaksikan pelarungan ini. Ini bukan hanya tradisi, tapi juga doa bersama agar nelayan diberi keselamatan dan hasil laut melimpah,” ungkapnya.
Senada dengan Zahra, Mbak Miati, warga lain dari Desa Garuwan yang bertetangga langsung dengan Desa Bendar, menyampaikan bahwa pelarungan sesaji kepala kerbau adalah simbol persembahan yang kuat maknanya bagi masyarakat pesisir.
“Meski zaman sudah modern, kami tetap percaya tradisi ini punya kekuatan spiritual. Ini bentuk kami menghargai laut sebagai sumber kehidupan,” jelasnya.
Kegiatan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar desa maupun para pemerhati budaya lokal. Pelarungan sesaji kepala kerbau juga dinilai sebagai bentuk pelestarian budaya yang masih hidup di tengah masyarakat modern.
Dengan tetap menjaga nilai-nilai tradisi dan menjadikan budaya sebagai jembatan spiritual, pelarungan sesaji di Desa Bendar menjadi bukti bahwa kearifan lokal memiliki tempat penting dalam kehidupan masyarakat hingga kini.
(A. Rima Mustajab)