Sofifi–HabarIndonesia. Ratusan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, SMK, hingga Madrasah Aliyah, mengikuti kegiatan Pesantren Ramadan Gabungan 1446 Hijriyah/2025 Masehi. Acara yang berlangsung pada Selasa (11/3) ini digelar secara daring dan luring di Masjid Raya Shaiful Khairat, Sofifi.
Kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos, Wakil Gubernur KH. Sarbin Sehe, S.Ag., M.Pd.I, serta Abubakar Abdullah, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadikbud), beserta jajaran kepala sekolah dari seluruh kabupaten/kota di Maluku Utara.
Membangun Generasi Berakhlak dan Cerdas
Pesantren Ramadan yang berlangsung selama tiga hari ini dibuka oleh Gubernur Sherly Laos. Dalam sambutannya, ia memberikan motivasi kepada para siswa dan kepala sekolah di sepuluh kabupaten/kota agar menjadikan Ramadan sebagai momentum pembiasaan nilai-nilai keagamaan dan peningkatan kecerdasan intelektual serta spiritual.
Wakil Gubernur KH. Sarbin Sehe secara resmi membuka kegiatan ini dan menekankan bahwa pesantren Ramadan merupakan bagian dari upaya mencetak generasi yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki landasan spiritual yang kuat.
Dengan mengusung tema “Ramadan Momentum Pembiasaan, Anak Indonesia Hebat, Cerdas, dan Berakhlak Mulia”, Wagub Sarbin Sehe menyampaikan dua pesan utama kepada para peserta didik.
Pesan Penting Wagub Sarbin Sehe
1. Semangat Belajar untuk Masa Depan
“Teruslah belajar karena kehidupan esok akan menghadirkan tantangan-tantangan baru. Jika di masa lalu, kita hanya membutuhkan TPS untuk mengubah catatan di atas kertas, di masa depan persaingan semakin ketat. Hanya mereka yang memiliki kompetensi dan kemampuan yang akan bertahan,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa masa depan bukan lagi soal ujian yang menakutkan, melainkan kompetisi yang menyenangkan bagi mereka yang siap menghadapi tantangan. Oleh karena itu, semangat belajar harus terus ditingkatkan.
2. Pentingnya Moderasi Beragama
Wagub menekankan bahwa semangat belajar harus dibarengi dengan pemahaman agama yang moderat. “Kita ingin membangun Indonesia dengan pikiran dan agama yang moderat. Moderasi beragama berarti menjaga keseimbangan antara hubungan dengan Tuhan (Habluminallah) dan hubungan dengan sesama manusia (Habluminannas).”
Ia juga mengingatkan agar tidak terjebak dalam sikap fanatik yang menganggap diri paling benar dalam beragama. “Ekstremisme dan fanatisme dapat mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, kita harus menanamkan pemikiran yang moderat kepada anak-anak kita, agar mereka mampu menghargai perbedaan dan hidup dalam harmoni.”
Bersatu dalam Keberagaman
Wagub Sarbin Sehe mengajak seluruh peserta untuk memahami filosofi keberagaman yang diwariskan oleh leluhur, baik melalui Bhinneka Tunggal Ika maupun falsafah Maluku Utara, “Mari Moi Ngone Futuru” yang berarti bersatu kita kuat, bersatu kita maju, bersatu kita bisa melangkah.
Ia menegaskan bahwa Maluku Utara adalah milik semua orang, dari berbagai suku dan latar belakang. “Kita tidak perlu seragam, tapi kita harus bersatu. Moderasi beragama menjadi solusi untuk masa depan kita,” pungkasnya.
Dengan berlangsungnya Pesantren Ramadan ini, diharapkan generasi muda Maluku Utara semakin siap menghadapi tantangan masa depan dengan ilmu yang luas, akhlak yang baik, dan pemahaman agama yang moderat.
(Gus)