Morotai-Habarindonesia. Solidaritas Aksi Mahasiswa untuk Rakyat Indonesia (Samurai) Distrik Unipas Morotai menggelar aksi demonstrasi di depan kantor DPRD di Desa Yayasan sekitar pukul 11.20 Wit pada hari senin 03 Februari 2025.
Aksi ini bertujuan untuk menyampaikan aspirasi masyarakat di dua desa, Pandanga dan Juanga, terkait dengan kelangkaan air bersih yang sudah berlangsung bertahun-tahun namun belum kunjung diselesaikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda), khususnya oleh PDAM. Selasa 04/02/25
Aksi demonstrasi ini mengungkapkan kekecewaan masyarakat yang telah lama menderita akibat tidak adanya penyaluran air bersih yang memadai. Keluhan masyarakat semakin menguat sejak pemekaran Kabupaten Pulau Morotai, yang hingga kini masalah tersebut belum mendapatkan perhatian serius dari Pemda. Samurai Distrik Unipas menegaskan bahwa pemerintah harus memperhatikan kebutuhan dasar masyarakat, terutama kebutuhan akan air bersih.
Aldi Madjid, Koordinator Lapangan Samurai Distrik Unipas, saat ditemui media, menjelaskan bahwa pada tahun 2020, Balai Sungai telah memberikan bantuan berupa tiga buah sumur bor yang terletak di Desa Darame.
Bantuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bagi warga di Desa Juanga dan Pandanga. Namun, kenyataannya, sumur bor tersebut tidak memberikan hasil yang maksimal, dengan air yang hanya mengalir ke rumah warga dua hingga tiga kali sehari.
“Penyaluran air tidak memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Warga harus bergantung pada air hujan atau membeli air tangki seharga 150.000 rupiah per tangki,” ungkap Aldi.
Menurutnya, kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat masyarakat sudah bertahun-tahun menghadapi masalah air bersih tanpa ada solusi yang konkret dari pemerintah.
Lebih lanjut, Aldi menuturkan bahwa masalah tersebut semakin diperburuk dengan adanya aliran air yang dialihkan untuk kepentingan hotel Molokai dan D’aloha Resort. “Pemakaian air di kedua hotel tersebut sangat besar, sehingga air yang seharusnya disalurkan untuk masyarakat tidak dapat mengalir dengan lancar,” tegas Aldi.
Ia menambahkan bahwa pemda seharusnya segera mengambil langkah tegas untuk memutuskan jalur pipa yang mengarah ke hotel-hotel tersebut agar air bisa disalurkan dengan merata kepada masyarakat.
Aksi demonstrasi ini menuntut agar Pemda segera menuntaskan masalah air bersih di kedua desa tersebut. “Pemerintah daerah harus segera bertindak dan menyelesaikan masalah ini dengan serius. Jangan biarkan masyarakat terus menderita,” ujar Aldi.
Selain itu, demonstrasi ini juga mengingatkan Pemda untuk tidak mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat, yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam pelayanan publik. Samurai Distrik Unipas Morotai meminta agar pemerintah segera memastikan distribusi air bersih yang adil bagi seluruh masyarakat, tanpa diskriminasi atau pembatasan untuk kepentingan komersial.
Aksi ini berakhir dengan harapan besar agar Pemerintah Daerah segera merespon tuntutan masyarakat dan memberikan solusi yang konkret terkait kelangkaan air bersih di Desa Juanga dan Pandanga. Samurai Distrik Unipas Morotai berjanji akan terus mengawal masalah ini hingga ada perubahan yang nyata.
(Basri)