Berita  

Simbol Kemewahan Berubah Jadi Bangkai Beton! PMII. Ada Kejahatan di Balik Proyek Plaza Gamalama

TERNATE – HabarIndonesia. Bangunan megah Plaza Gamalama Modern di jantung Kota Ternate kembali menyita perhatian publik. Pasalnya, bagian gedung yang dikenal menelan anggaran fantastis senilai Rp 92,5 miliar ini roboh diterpa angin kencang pada Jumat (18/07/2025), hanya beberapa tahun setelah diresmikan.

Robohnya panel bangunan memperkuat dugaan bahwa proyek ini bermasalah sejak awal. Sabtu, 19/07/25.

Peristiwa itu langsung memicu reaksi keras dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Ternate. Ketua Cabang PMII, Riyan Sula, menilai pembangunan Plaza Gamalama Modern penuh dengan kejanggalan sejak dimulai tahun 2017 hingga peresmiannya pada 2021.

“Bangunan ini dari awal tidak pernah berfungsi maksimal. Bahkan sampai sekarang tidak jelas mau difungsikan untuk apa,” tegas Riyan.

Menurutnya, Pemkot Ternate terlihat kebingungan menentukan nasib bangunan tersebut.

“Sempat ada wacana mau dijadikan rumah sakit, tapi sampai hari ini tak ada kepastian. Kalau mau dijadikan RS, konstruksinya pun harus dikaji ulang karena desain awalnya bukan untuk itu,” ujar Riyan menyindir ketidaksiapan pemerintah daerah dalam pengelolaan aset publik.

Riyan juga menyoroti kualitas bangunan yang menurutnya tidak sebanding dengan besarnya anggaran. Ia mempertanyakan kualitas pekerjaan kontraktor proyek tersebut.

“ACP-nya saja ambruk hanya karena angin. Ini sangat memalukan dan patut dicurigai. Dengan anggaran hampir Rp 100 miliar, seharusnya tidak ada kejadian seperti ini,” tambahnya.

Lebih jauh, PMII Cabang Ternate secara tegas mendesak Kejaksaan Negeri Ternate untuk turun tangan memeriksa semua pihak yang terlibat dalam pembangunan Plaza Gamalama.

“Kami menduga ada unsur kecurangan dan kelalaian. Maka kami minta kejaksaan segera memanggil dan memeriksa kontraktor serta pihak terkait,” seru Riyan.

Ia juga mengatakan, Bangunan yang dulunya diharapkan menjadi ikon baru pusat perdagangan Kota Ternate itu kini berubah menjadi simbol pemborosan anggaran dan buruknya tata kelola proyek daerah.

Riyan selaku Ketua Cabang PMII, menegaskan bahwa jika tak ada tindak lanjut hukum, mereka siap menggelar aksi besar untuk mengawal penegakan keadilan atas proyek bermasalah tersebut.

(Agis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *