Berita  

PPDB SMA Negeri 1 Kota Ternate Ricuh Tak Transparan. Kepala Sekolah Diduga Kabur Gunakan Mobil Dinas

TERNATE – HabarIndonesia. Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMA Negeri 1 Kota Ternate kembali memicu gejolak. Jumat, 4 Juli 2025, suasana memanas ketika sejumlah orang tua siswa mendatangi sekolah untuk menuntut kejelasan jalur prestasi yang dinilai sarat kecurangan.

Namun, upaya mereka menemukan jawaban pupus, karena Kepala Sekolah Mustamin Lila justru diduga menghindar dan meninggalkan sekolah menggunakan mobil dinas, tanpa menemui satu pun dari para orang tua maupun wartawan yang menunggu sejak sore.

Pantauan wartawan di lapangan menunjukkan bahwa sejak pukul 16.45 hingga 18.49 WIT, tidak ada penjelasan resmi dari pihak sekolah. Bahkan upaya konfirmasi langsung kepada kepala sekolah tidak membuahkan hasil.

Seorang staf menyampaikan bahwa kepala sekolah sedang mengikuti rapat, namun pada akhirnya terlihat meninggalkan sekolah tanpa penjelasan.

Kekecewaan memuncak saat salah satu orang tua siswa, Ibu Vita, mengungkapkan kesedihannya. Ia mengaku putrinya memiliki nilai akhir 266.90 serta sertifikat nasional di bidang basket, namun tetap tidak lulus melalui jalur prestasi.

“Anak saya nilainya lebih tinggi dari beberapa yang lulus. Tapi justru mereka yang diterima. Ini tidak adil,” ujar Ibu Vita dengan mata berkaca-kaca.

Ibu Vita menyatakan sudah beberapa kali datang ke sekolah untuk meminta penjelasan. Namun, ia justru merasa diabaikan.

“Saya sudah datang dari jam 16:45, duduk berjam-jam, tapi kepala sekolah malah pergi. Bukannya menyelesaikan masalah, malah kabur dengan mobil dinas,” katanya geram.

Ia juga menyoroti adanya dugaan praktik tidak adil yang dilakukan oleh pihak sekolah. Menurutnya, proses seleksi jalur prestasi seharusnya bisa diverifikasi secara transparan.

“Kami butuh bukti dan data yang sah, bukan keputusan yang menggantung dan mencurigakan. Jangan jadikan pendidikan sebagai lahan main-main,” tegasnya.

Kecurigaan semakin kuat setelah Ibu Vita melihat banyak orang tua datang dengan intensitas tinggi ke sekolah.

“Ada yang katanya datang untuk ‘perbaikan’ data, tapi bisa jadi ada yang datang karena kedekatan. Ini mencederai semangat keadilan dalam dunia pendidikan,” ucapnya tajam.

Tidak tinggal diam, Ibu Vita mengaku telah melaporkan kasus ini ke Ombudsman Maluku Utara.

“Aduan saya sudah resmi masuk. Saya tidak bisa diam melihat anak saya diperlakukan tidak adil. Semoga Ombudsman bisa memberikan jalan keluar,” katanya.

Ibu Vita juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kondisi mental sang anak.

“Anak saya jadi murung, teman-temannya bertanya-tanya. Saya khawatir ini berdampak pada psikologisnya. Jangan karena proses yang tidak transparan, masa depan anak-anak jadi korban,” ungkapnya penuh harap.

Ia meminta sekolah memberikan klarifikasi resmi dan mempertimbangkan kembali keputusan penerimaan.

“Saya tahu kuota terbatas, tapi ini soal hak anak saya. Kami hanya ingin keadilan dan penjelasan yang logis, bukan pengabaian dan kabur dari tanggung jawab,” tutup Ibu Vita dengan nada tegas.

(Agis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *