Berita  

Mahasiswa Ternate Mengguncang Malut! Tuntut Kapolda dan Kapolres Di Copot, HMI Geruduk Tiga Lokasi Sekaligus!

TERNATE – HabarIndonesia. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ternate menggelar demonstrasi besar-besaran di tiga titik vital: Markas Polda Maluku Utara, Kejaksaan Tinggi, dan Rumah Dinas Gubernur Malut. Aksi ini pecah sejak dini hari dan mengguncang Kota Ternate.

Massa menuntut pencopotan Kapolda Maluku Utara dan Kapolres Halmahera Timur, menuding aparat telah bertindak brutal dan sewenang-wenang terhadap warga.

Ketua HMI Cabang Ternate, Yusri Buang, mengecam keras tindakan Polda Malut yang menangkap 11 warga Halmahera Timur dan menetapkan 3 di antaranya sebagai tersangka kasus narkoba.

“Polda Malut berdalih dengan Undang-undang Darurat No.12/1951, yang jelas-jelas tak relevan dan dipaksakan! Padahal, masyarakat adat di sana membawa alat tajam untuk menjaga diri dari ancaman nyata di hutan liar yang rawan pembunuhan! Ini jelas kriminalisasi!” tegas Yusri dalam orasinya.

Lebih dari itu, Yusri mengungkapkan kemarahan publik atas penggunakan Pasal 162 UU Minerba untuk membungkam warga yang menentang aktivitas PT Posison.

“Lahan seluas 700 hektar yang dirampas itu jelas milik warga: 400 hektar milik Maba Sangaji, dan 300 hektar milik Wayamli. Warga hanya mempertahankan hak mereka, tapi malah dikriminalisasi! Kapolda dan Kapolres harus mundur!” tegasnya lantang.

Yusri juga mendesak Gubernur Maluku Utara untuk segera mencabut Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Posison.

“Ini bukan hanya soal hukum, ini soal keadilan dan nyawa rakyat! Jangan tutup mata terhadap penderitaan masyarakat adat yang tanahnya dirampas untuk kepentingan korporasi!” seru Yusri, menggetarkan semangat para demonstran.

Dalam aksi ini, HMI Cabang Ternate menuding Polda Malut bertindak bak preman, memaksakan hukum untuk melindungi korporasi, bukan rakyat.

“Alih-alih menjadi pengayom, Polda Malut malah menjadi alat kekuasaan yang membungkam jeritan rakyat kecil!” tambah Yusri dengan suara lantang, disambut gemuruh massa.

Aksi yang dimulai sejak dini hari ini memacetkan arus lalu lintas utama di Kota Ternate. Massa HMI membakar ban, membentangkan spanduk, dan meneriakkan tuntutan keras.

“Copot Kapolda! Copot Kapolres Haltim! Bebaskan warga Maba Sangaji! Cabut IUP PT Posison! Hentikan kriminalisasi rakyat adat!”.

Menjelang siang, aksi ini semakin memanas. Bentrok kecil antara demonstran dan aparat terjadi di depan Kejaksaan Tinggi, namun massa tetap bertahan dengan semangat membara. Mereka bertekad akan terus melakukan aksi lanjutan jika tuntutan mereka tak digubris.

“Kami tak akan diam! Kami akan terus berjuang sampai keadilan ditegakkan!” teriak Yusri menutup orasinya.

HMI Cabang Ternate telah menyulut api perlawanan di Maluku Utara. Aksi ini menjadi sinyal keras bahwa rakyat tidak akan tinggal diam menghadapi represi dan perampasan hak. Dunia kini menyoroti Maluku Utara.

Akankah Kapolda dan Kapolres Haltim lengser dari jabatannya? Atau akankah bara perlawanan ini menjalar ke seluruh penjuru negeri?

(Agis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *