Berita  

Mahasiswa Ternate Long March Lawan Kekerasan Seksual, Tuntut Keadilan dan Reformasi

TERNATE – HabarIndonesia. Aksi long march serentak yang digelar Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mengguncang Kota Ternate pada Minggu, 25/5/2025.

Ribuan mahasiswa dari berbagai Komisariat, PD, dan PW KAMMI Maluku Utara memadati depan Masjid Raya Al-Munawwar, mengusung tema besar “Lawan Kekerasan dan Eksploitasi terhadap Perempuan dan Anak”.

Aksi ini menjadi simbol kemarahan publik atas maraknya kasus kekerasan seksual di Maluku Utara, khususnya Ternate, yang kerap menimpa anak-anak dan perempuan.

Mahasiswa bergerak sebagai garda terdepan, membawa spanduk dan meneriakkan orasi penuh empati, mendesak perubahan sistem perlindungan yang dinilai lemah.

Ardina Abdullah, Ketua Bidang Keperempuanan KAMMI Komisariat IAIN Ternate, dengan suara lantang mengungkapkan bahwa kekerasan seksual bukan hanya isu individu, tapi krisis sosial yang harus segera ditangani.

“Ini bukan lagi isu dugaan, ini realitas. Bahkan pelaku berasal dari orang terdekat seperti ayah angkat,” tegas Ardina.

Ardina juga menyoroti kasus pelecehan yang terjadi di RSUD Chasan Boesorie, yang melibatkan oknum ASN. Ia menuntut keadilan bagi para korban, termasuk mahasiswi yang menjadi sasaran pelecehan.

“Mahasiswa tidak boleh diam. Kita harus berdiri paling depan membela mereka yang dibungkam,” tambahnya.

Aksi ini sekaligus menjadi peringatan keras kepada institusi pendidikan, pemerintah, dan aparat penegak hukum.

Mahasiswa menuntut langkah konkret dalam menangani kasus kekerasan seksual, mulai dari penegakan hukum yang adil hingga pembentukan sistem perlindungan yang menyeluruh.

Dalam pernyataan sikapnya, KAMMI menuntut empat poin penting, penanganan hukum yang tegas dan transparan, perlindungan menyeluruh bagi korban, pemberlakuan pendidikan seksualitas di sekolah, dan pemecatan pelaku kekerasan seksual dari institusi manapun.

Aksi ini bukan sekadar protes sesaat. Ini adalah panggilan nurani yang menggaungkan perlawanan terhadap sistem patriarkis dan budaya diam.

Mahasiswa menegaskan komitmennya untuk terus mengawal isu kekerasan seksual hingga keadilan terwujud.

“Mahasiswa bukan hanya penikmat ruang akademik, tapi agen perubahan. Kami akan terus menyuarakan suara yang selama ini dibungkam,” ujar Ardina.

Aksi long march KAMMI Ternate hari ini bukan hanya sebuah unjuk rasa, tapi juga penegasan bahwa suara perempuan dan anak harus didengar dan dilindungi.

Mereka menegaskan, perjuangan ini belum usai, dan mereka akan terus berdiri di barisan terdepan.

(Apot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *