Mahasiswa Taliabu Dikeroyok di Asrama, Polisi Diminta Bertindak Tegas

TERNATE – HabarIndonesia. Suasana mencekam menyelimuti Asrama Mahasiswa Kabupaten Taliabu di Kelurahan Sasa, Ternate Selatan, jumat (6/6) sekitar pukul 18:00 WIT.

Seorang mahasiswa, Masril Mahasuri, ditemukan bersimbah darah usai dikeroyok sejumlah pemuda tak dikenal di lantai dua asrama tempat tinggalnya.

Masril, yang menjabat sebagai Wakil Sekretaris Pengembangan Aparatur Organisasi HMT (Himpunan Mahasiswa Taliabu), saat itu tengah bersiap makan malam bersama istrinya, Sarmila.

Insiden bermula saat Sarmila turun membeli air isi ulang dan melewati sekelompok pemuda yang diduga sedang mengonsumsi minuman keras di depan asrama.

Melihat situasi mencurigakan, Masril sempat menegur salah satu temannya bernama Onco yang berada di antara kelompok tersebut. Namun, teguran itu justru memicu salah paham. Salah satu pemuda menuduh Masril merekam aktivitas mereka, lalu naik ke lantai dua dan langsung menyerangnya.

Perkelahian satu lawan satu sempat terjadi, namun situasi memburuk ketika pemuda lainnya ikut naik dan melakukan pengeroyokan. Masril dipukul menggunakan benda batuan Kapur (batu karang), hingga mengalami luka serius di bagian kepala dan mengeluarkan darah.

“lehernya sempat dicekik dan dia tidak sempat melarikan diri karena yang lain langsung menyusul,” ungkap Sarmila, istri korban, kepada awak media.

Meski begitu, dalam laporan resmi kepolisian, barang bukti disebut nihil. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan mahasiswa.

Korban langsung dilarikan untuk visum, dan laporan resmi dilayangkan ke Polsek Ternate Selatan pada pukul 18:30 WIT. Namun, hingga berita ini ditulis, belum ada satu pun pelaku yang ditetapkan sebagai tersangka.

Kapolsek Ternate Selatan, Bakry Syahruddin, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, membenarkan telah menerima laporan tersebut. “Laporan dugaan pengeroyokan dan penganiayaan sudah kami terima. Saksi juga sudah kami mintai keterangan. Saat ini pelaku masih dalam penyelidikan,” ujarnya kepada awak media Sabtu (07/06) malam.

Ketua HMT, Anggriani, menyayangkan kejadian tersebut. Ia menegaskan bahwa aktivitas konsumsi miras di sekitar asrama bukanlah hal baru, dan teguran dari pihak mahasiswa selama ini kerap diabaikan.

“Kami sudah beberapa kali tegur, Tapi tidak pernah di digubris dan asrama mahasiswa sudah seperti tempat umum orang mabuk,” Kata Anggriani.

Pihak HMT mendesak aparat penegak hukum dan pemerintah setempat untuk bertindak tegas, mengusut tuntas kasus ini, serta menertibkan lingkungan asrama dari aktivitas ilegal dan kekerasan.

“Jangan tunggu korban berikutnya,” tutupnya Anggriani.

(Opal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *