PATI – HabarIndonesia.id. Warga Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, digemparkan dengan kabar tragis meninggalnya seorang siswi SMP berinisial AAJ (14) yang ditemukan tewas di dapur rumahnya pada Rabu (27/8/2025).
Peristiwa ini sontak membuat heboh warga sekitar, namun pihak kepolisian memastikan bahwa kematian korban murni akibat gantung diri, bukan karena kekerasan atau tindak kriminal.
Peristiwa tersebut pertama kali diketahui oleh warga setempat yang kemudian melaporkannya kepada Kepala Desa.
Laporan itu diteruskan kepada Polsek Juwana, dan petugas segera mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Kapolsek Juwana AKP Mudofar membenarkan kejadian tersebut. “Benar, kami menerima laporan dari Kepala Desa terkait seorang anak perempuan yang ditemukan gantung diri di rumahnya. Anggota langsung mendatangi TKP untuk memastikan kebenaran laporan,” ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan awal, polisi menemukan sejumlah barang bukti di sekitar lokasi, di antaranya seutas tali pramuka warna putih sepanjang 275 cm, hem warna hitam, dan celana pendek motif ungu.
Tim medis dari Puskesmas Juwana kemudian melakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban.
Hasilnya, ditemukan luka jerat melingkar di leher, patah tulang leher, dan keluarnya cairan tubuh, yang semuanya sesuai dengan tanda kematian akibat gantung diri.
Kapolsek menambahkan, pada tubuh korban juga ditemukan bekas luka sayatan lama di pergelangan tangan, namun luka itu sudah sembuh dan tidak berkaitan dengan penyebab kematian.
“Dari pemeriksaan medis tidak ada tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan. Dengan demikian, kami pastikan korban meninggal karena gantung diri,” tegas AKP Mudofar.
Pihak keluarga korban menolak dilakukan autopsi dan telah membuat surat pernyataan resmi kepada kepolisian. Jenazah kemudian diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan di pemakaman desa setempat.
“Kami menghormati keputusan keluarga yang menolak autopsi, sehingga proses selanjutnya kami serahkan sepenuhnya kepada keluarga,” imbuh Kapolsek.
Sebelum kejadian, menurut keterangan Ketua RW setempat Teguh Prasetyo (69), korban sempat terlihat murung beberapa hari terakhir. Hal itu menjadi perhatian warga, namun tidak ada yang menyangka bahwa peristiwa tragis ini akan terjadi.
Lanjut Prasetyo, Kasus ini menjadi peringatan bagi semua pihak tentang pentingnya perhatian terhadap kondisi mental remaja. Apalagi, masalah psikologis kerap kali tidak terlihat jelas hingga akhirnya meledak menjadi tragedi.
(A.Rima Mustajab)