Berita  

Banjir Kembali Rendam Permukiman Desa Lukulamo, Diduga Akibat Kebocoran Tanggul PT. IWIP

Halteng-Habarindonesia. Hujan deras yang mengguyur sejak siang hingga sore hari mengakibatkan banjir kembali naik ke permukiman warga di Desa Lukulamo, Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah, pada Sabtu (22/2/2025) dini hari pukul 01.00 WIT.

Dugaan sementara, banjir ini terjadi akibat kebocoran tanggul di Kilometer 17 yang dimiliki oleh PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP). Hal ini disampaikan oleh Manuel Lube tokoh pemuda Karang Taruna Desa Lukulamo sekaligus aktivis PA GMNI Halteng.

“Pemerintah dan PT IWIP harus segera mengambil langkah konkret dalam menangani banjir ini. Kejadian seperti ini sudah berulang kali terjadi dan jika tidak segera ditindaklanjuti masyarakat akan terus menjadi korban” ujar Manuel.

Namun, kejadian banjir di desa tersebut bukan kali pertama. Ia mengungkapkan bahwa peristiwa serupa pernah terjadi pada tahun 2024, di mana tanggul yang sama juga mengalami kebocoran.

“Siangnya hujan deras sampai sore, lalu malamnya banjir. Ini yang membuat saya curiga bahwa ada kebocoran di tanggul pembuangan limbah PT IWIP. Tahun lalu, kasus serupa berulang terjadi, dan lagi-lagi tanggul yang diduga menjadi penyebabnya utamanya” ujarnya.

Banjir yang terjadi kali ini memang belum mencapai kondisi kritis, namun tetap menimbulkan kekhawatiran bagi warga, terutama karena banyak yang sudah terlelap tidur saat air mulai naik.

“Untuk saat ini, kondisi warga masih aman karena banjirnya belum terlalu tinggi. Tapi kami khawatir, apalagi saat ini kebanyakan warga sedang tidur dan mungkin belum menyadari situasi ini.” tambah Manuel.

Ia berharap pemerintah daerah segera turun tangan dan mengambil langkah yang tegas terhadap PT. IWIP untuk menyelesaikan permasalahan ini.

“Sampai sekarang belum ada normalisasi sungai atau tindakan nyata untuk mengatasi banjir. Padahal tahun 2024 lalu, sudah ada pembicaraan terkait penanganan banjir tapi hingga saat ini belum ada langkah nyata dari pemerintah” tuturnya.

Sebagai aktivis dan perwakilan pemuda, Manuel menegaskan pentingnya kepedulian pemerintah dan perusahaan terhadap dampak lingkungan akibat aktivitas industri.

“Saya berharap pemerintah dan PT. IWIP segera mengambil langkah serius agar kejadian ini tidak terus berulang. Hutan di daerah ini sudah banyak yang gundul, sehingga tidak ada lagi yang menahan air hujan. Begitu hujan turun airnya langsung mengalir desa dan menyebabkan banjir. Sehingga perlu tindakan yang nyata untuk mengembalikan fungsi alam sebagai penyangga air” pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak PT IWIP maupun pemerintah daerah terkait langkah yang akan diambil untuk menangani masalah ini.
(Opal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *