Berita  

Tim Ekspedisi Atap Buton Capai Puncak Gunung Lambohogo, Lakukan Observasi Geologi dan Ekologi

BUTON UTARA – HabarIndonesia. Tim Ekspedisi Atap Buton berhasil menuntaskan misi pendakian dengan mencapai puncak Gunung Lambohogo, yang telah diketahui sebagai gunung tertinggi di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Di puncak yang didominasi bebatuan, tim memasang plang penanda dan mengibarkan bendera Merah Putih sebagai simbol keberhasilan dan kebanggaan.

Pada tanggal 13 Agustus 2025 tim terdiri dari enam orang mahasiswa Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan), yakni lima anggota Mapala Teknik Unidayan dan satu mahasiswa Teknik Pertambangan Unidayan.

Ekspedisi ini dipimpin oleh Dewa Samudra (Mapala Teknik Unidayan) selaku ketua tim, dengan anggota. Rio Apriawan, Adrian, Abdul Wahyudin, Novaldin Muzwari (Mapala Teknik Unidayan), serta Jumainal (mahasiswa Teknik Pertambangan Unidayan).

Pendakian penuh tantangan ini berlangsung dengan kondisi sumber air yang sangat terbatas. Gunung Lambohogo tidak memiliki mata air permanen, melainkan hanya aliran musiman yang mengering di luar musim hujan.

Krisis air memaksa tim meninggalkan logistik di Camp 1 dan melanjutkan pendakian langsung menuju puncak. Dalam kondisi kritis, tim bertahan hidup dengan memanfaatkan akar Liana yang mengandung cairan alami.

Keberuntungan datang ketika pada ketinggian 950 MDPL tim menemukan sumber mata air alami. Di sekitar lokasi itu juga ditemukan jejak kaki dan kotoran anoa, yang menjadi bukti kuat bahwa kawasan tersebut merupakan habitat satwa endemik Sulawesi tersebut.

Selain itu, tim juga melakukan observasi jalur pendakian Gunung Lambohogo dengan hasil sebagai berikut:

  • Pada ketinggian sekitar 100 MDPL sudah banyak ditemukan situs batuan;
  • Mulai dari 400 MDPL hingga puncak, batuan semakin padat dengan dominasi formasi kars;
  • Vegetasi pada 100–500 MDPL cukup rapat, namun mulai 700–1.000 MDPL jalur lebih terbuka;
  • Pada ketinggian 1.000 MDPL, tim melintasi hutan lumut yang menjadi penanda alami elevasi gunung;

“Gunung Lambohogo bukan hanya puncak tertinggi di Pulau Buton, tetapi juga menyimpan kekayaan ekologi dan geologi yang perlu dijaga. Perjalanan ini penuh ujian, namun semua anggota tim dapat mencapai puncak dengan selamat,” ungkap Dewa Samudra, ketua tim ekspedisi kepada media HabarIndonesia.id, minggu 17/08/25.

Tim Ekspedisi Atap Buton menyampaikan ucapan terima kasih kepada Camat Wakorumba, Koramil Wakorumba, Polsek Wakorumba, Basarnas Baubau, serta para senior Mapala Teknik Unidayan yang telah memberikan dukungan dan bantuan hingga ekspedisi berjalan dengan lancar.

Keberhasilan ini diharapkan tidak hanya menjadi pencapaian pendakian, tetapi juga membuka jalan bagi penelitian ilmiah, konservasi, serta pengembangan wisata alam berkelanjutan di Pulau Buton.

(Afridi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *