TIDORE – HabarIndonesia. Warga Desa Lola, Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan, dibuat panik dan geram setelah talud penahan arus sungai yang dibangun pada 2020 resmi roboh usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Senin malam (1/7/2025).
Talud yang seharusnya menjadi benteng perlindungan dari luapan sungai kini justru menjadi ancaman baru bagi permukiman di sekitar bantaran, Kamis 03/07/25.
Robohnya struktur pelindung sungai tersebut langsung memicu kekhawatiran mendalam warga setempat. Pasalnya, wilayah itu dikenal rawan banjir saat musim penghujan, dan tanpa talud, arus air bisa menghantam langsung rumah-rumah warga. Suasana mencekam kini menyelimuti masyarakat yang takut datangnya hujan susulan dengan intensitas tinggi.
“Ini proyek belum lama selesai, tapi sudah ambruk. Kualitasnya patut dipertanyakan. Kalau pemerintah tidak segera turun tangan. Karena setiap hujan besar luapan air sungai (banjir) deras dan bisa merusak rumah-rumah di dekat sungai,” tegas Jailan, salah satu warga yang rumahnya berdekatan dengan bantaran sungai.
Sejumlah warga lain juga menyoroti buruknya mutu pengerjaan sejak awal. Menurut mereka, keretakan pada bagian talud sebenarnya sudah terlihat sejak awal tahun.
Namun tak ada upaya perbaikan serius dari pemerintah setempat maupun dinas teknis terkait. Akibatnya, ketika hujan deras datang, talud tak mampu menahan tekanan air yang meluap deras.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar soal pengawasan proyek dan transparansi anggaran pembangunan talud tersebut. Masyarakat mendesak agar audit dilakukan terhadap proyek itu.
Mereka menilai robohnya talud bukan sekadar bencana alam, tetapi bisa jadi buah dari praktik kelalaian dan penyimpangan.
Warga mendesak Pemerintah Kota Tidore dan instansi terkait untuk segera turun ke lapangan dan bertindak cepat memperbaiki talud yang rusak.
Mereka juga meminta dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh infrastruktur penahan air di daerah rawan banjir agar tak ada lagi insiden serupa yang bisa berujung bencana lebih besar.
“Kalau tidak ada penanganan cepat, kita tinggal tunggu waktu sampai ada rumah yang terbawa arus. Pemerintah jangan tunggu korban dulu baru bergerak,” pungkas Jailan dengan nada kecewa.
(Gus)