Berita  

Acara Wulan di Desa Pengkolrejo: Menyatukan Kader Ansor-Banser dan Menggali Sejarah Tempat Ibadah

BLORA–HabarIndonesia. Tradisi keagamaan terus dijaga oleh masyarakat Desa Pengkolrejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, melalui acara Wulan yang rutin diselenggarakan setiap malam Rabu terakhir di setiap masjid dan mushola desa.

Acara ini telah menjadi agenda bulanan yang tidak hanya memperkuat solidaritas kader Ansor-Banser, tetapi juga menjadi sarana menggali sejarah pembangunan tempat ibadah dari masa ke masa.

Dalam acara yang telah berlangsung hingga pertemuan ke-19 ini, A. Edi Leo Hartono, S.E., dan Ahmad Khusnan didapuk sebagai narasumber utama.

Mereka menekankan pentingnya kekompakan dalam satu komando serta peran pemuda dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai Islam yang diajarkan para ulama NU.

Salah satu tujuan utama diadakannya acara Wulan adalah untuk mengaktifkan kembali semangat kader Ansor-Banser agar tetap solid dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan Nahdlatul Ulama (NU).

Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi dengan sesepuh dan tokoh agama yang berperan penting dalam menjaga nilai-nilai keislaman di desa.

“Kami ingin agar kader-kader Ansor-Banser tidak hanya aktif secara organisasi, tetapi juga memahami sejarah dan cikal bakal berdirinya masjid serta mushola yang ada di desa ini. Dengan begitu, mereka tidak hanya menjaga, tetapi juga memiliki rasa memiliki terhadap tempat ibadah yang telah diwariskan oleh para pendahulu,” ujar Ahmad Khusnan.

Selain mempererat kebersamaan, acara ini juga memberikan ruang bagi masyarakat untuk lebih memahami ajaran dan amalan NU yang telah diajarkan oleh para kiai dan ulama.

Rangkaian kegiatan dalam Wulan mencakup pembacaan Ratibul Al-Haddad, kajian kitab kuning, serta berbagai kegiatan keagamaan lainnya yang bertujuan memperdalam ilmu agama bagi para jamaah.

“Melalui acara ini, kami ingin membawa pemuda NU untuk lebih dekat dengan masyarakat. Dengan mengikuti pengajian dan silaturahim, mereka belajar bagaimana hidup berdampingan, memahami kondisi sosial di lingkungan sekitar, dan menjadi bagian aktif dalam pembangunan keagamaan,” tambah A. Edi Leo Hartono, S.E.

Hingga saat ini, acara Wulan telah sukses digelar sebanyak 19 kali, dengan antusiasme yang semakin meningkat dari bulan ke bulan.

Harapannya kegiatan ini terus berlanjut dan menjadi contoh bagi desa lain dalam menjaga tradisi Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang diwariskan oleh para ulama.

Menjaga nilai-nilai keislaman, serta terus mempererat hubungan dengan masyarakat dan tokoh agama setempat.

(A. Rima Mustajab)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *