Buton-Habarindonesia. Pesta Kampung Mata’ano Galampa kembali digelar oleh masyarakat Wabula, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. Tradisi tahunan ini merupakan salah satu bentuk wisata budaya yang masih terus dijaga dan dilestarikan sebagai warisan leluhur.
Mata’ano Galampa bukan sekadar pesta adat, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan sosial yang mendalam. Ritual ini diadakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta atas hasil panen yang diberikan, sekaligus mempererat hubungan sosial antarwarga Wabula.
Sebagai salah satu daerah di Kabupaten Buton yang kaya akan budaya, Wabula terus menjaga kelestarian tradisi ini. Mata’ano Galampa berlangsung selama tiga hari tiga malam dan tahun ini dimulai pada malam Minggu (23 Februari 2025) di Galampa, Desa Wabula.
Prosesi Ritual Mata’ano Galampa
Malam pertama acara menjadi momen sakral di mana para tetua adat berkumpul di Galampa untuk memulai ritual adat. Mereka akan kembali ke rumah masing-masing pada tengah malam setelah menjalankan berbagai prosesi adat.
Keesokan harinya, Senin (24 Februari 2025), pemuda bersama para tetua adat akan melaksanakan ritual pemotongan kurban di Koncu, yang dikenal sebagai kampung pertama masyarakat Wabula.
Pada hari Selasa (25 Februari 2025), para tokoh adat kembali berkumpul di Galampa sejak pagi untuk menampilkan berbagai tarian adat. Puncak acara ditutup pada sore hari dengan Tarian Mangaru dan Manca, yang merupakan simbol keberanian serta kekuatan masyarakat Wabula. Manca sendiri merupakan seni bela diri khas Wabula yang diwariskan secara turun-temurun.
Salah seorang warga Wabula menuturkan “Kami melaksanakan pesta adat istiadat ini terus kami lakukan selain sebagai rasa syukur atas hasil tanam, hal ini juga kami lakukan sebagai bentuk menjaga dan melestarikan budaya leluhur kami yang ada di Wabula ini agar terus hidup dari generasi ke generasi” ujarnya.
Wabula Wilayah dengan Warisan Budaya yang Kaya
Selain Mata’ano Galampa, masyarakat Wabula juga memiliki berbagai tradisi budaya lainnya, seperti Pido’ano Kuri, Pibhantea, dan Tenunan khas Wabula. Tradisi-tradisi ini bukan hanya sekadar warisan nenek moyang, tetapi juga menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Wabula serta upaya menjaga identitas budaya di tengah perkembangan zaman.
Dengan terus dilestarikannya Mata’ano Galampa dan tradisi lainnya, Wabula tetap menjadi salah satu daerah yang kaya akan budaya dan adat istiadat, serta menjadi daya tarik wisata budaya yang unik di Kabupaten Buton.
(Afridi)