TERNATE – HabarIndoneaia. Upaya meningkatkan keselamatan pelayaran di Maluku Utara semakin digencarkan. Dalam kampanye besar bertajuk Menuju Zero Accident, Kementerian Perhubungan RI menggelar kegiatan akbar di Dhuafa Center, Ternate, Selasa (29/04/25).
Sekprov Maluku Utara, Drs. Samsuddin A. Kadir, mewakili Gubernur Sherly Tjoanda, menegaskan pentingnya kesadaran kolektif untuk menjadikan keselamatan pelayaran sebagai budaya utama di provinsi kepulauan ini.
Maluku Utara memiliki karakteristik geografis unik, dengan lebih dari 140 ribu km² luas wilayah yang mayoritasnya adalah perairan laut.
Dengan kondisi tersebut, transportasi laut menjadi urat nadi utama bagi mobilitas masyarakat dan perdagangan antarpulau. Namun, cuaca ekstrem dan infrastruktur yang belum merata masih menjadi tantangan serius.
“Sebagian besar masyarakat menggantungkan hidup dari laut, baik sebagai nelayan maupun pengguna jasa pelayaran. Kampanye ini adalah ajakan moral agar semua pihak menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama,” tegas Samsuddin.
Gerakan ini merupakan bagian dari misi Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, melalui sambutan yang dibacakan Dirjen Perhubungan Laut, Dr. Capt. Antony Arif Priadi, menyampaikan bahwa keselamatan pelayaran adalah fondasi penting dalam pembangunan maritim yang berkelanjutan.
Ia menambahkan, pembangunan infrastruktur pelayaran tidak cukup hanya dengan aspek teknis. “Dibutuhkan sumber daya manusia yang terlatih, regulasi yang tegas, dan teknologi modern untuk menciptakan ekosistem pelayaran yang aman dan efisien,” ujar Antony.
Keselamatan pelayaran sangat erat kaitannya dengan kesejahteraan para nelayan. Setiap hari mereka menghadapi risiko tinggi: cuaca buruk, kecelakaan kapal, dan minimnya alat keselamatan.
Melalui kampanye ini, Kemenhub berharap nelayan semakin sadar akan pentingnya standar keselamatan demi keselamatan diri dan keluarga mereka.
Sebagai bentuk nyata dukungan, Kemenhub membagikan secara simbolis berbagai perlengkapan keselamatan dan dokumen penting kepada para nelayan.
Di antaranya Kartu E-Pas Kecil, Sertifikat SKK 60 Mil, Buku Pelaut Merah, sertifikat MPL JMPL, jaket pelampung, dan pelampung cincin.
Kemenhub juga memperkenalkan sistem digitalisasi melalui E-Pas Kecil, menggantikan dokumen fisik dengan kartu digital yang lebih praktis dan efisien.
Ini adalah langkah transformasi digital dalam pelayanan transportasi laut yang dinilai sangat relevan dengan tantangan zaman.
“Keselamatan harus menjadi budaya, bukan sekadar prosedur. Semua operator kapal, petugas pelabuhan, dan pengguna jasa pelayaran harus memahami dan menjalankan prosedur keselamatan secara konsisten,” kata Antony.
Acara ini juga menjadi ajang apresiasi. Kemenhub memberikan penghargaan kepada berbagai instansi dan stakeholder, termasuk Pemprov Malut, Polda, Korem 152/Baabullah, Lanal Ternate, serta sejumlah koperasi pelayaran rakyat dan perusahaan swasta yang telah berkontribusi dalam peningkatan keselamatan pelayaran.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Walikota Ternate, jajaran Dirjen Kemenhub, Dirpolairud Polda Malut, Danlanal Ternate, serta perwakilan lembaga dan organisasi maritim lainnya.
Antusiasme peserta terlihat tinggi, terutama dari kalangan nelayan yang menjadi sasaran utama kegiatan ini.
Dengan kampanye ini, pemerintah berharap tercipta sinergi kuat antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menciptakan laut yang lebih aman.
Keselamatan pelayaran bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi komitmen bersama seluruh elemen bangsa.
(Adpim)