HALSEL – Habarindonesia.id. Di ujung timur Kabupaten Halmahera Selatan, tepatnya di Kecamatan Gane Timur Tengah, terdapat kisah inspiratif dari seorang staf Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kantor Urusan Agama (KUA), Firdaus Hayun.
Meninggalkan kampung halaman demi tugas negara, Firdaus menunjukkan arti sejati dari pengabdian dan profesionalisme.
Saat ditemui oleh media Habar Indonesia.id. pada Rabu, 12 September 2025, di kantor KUA Gane Timur Tengah, Firdaus mengungkapkan rasa syukur atas penempatannya.
“Saya merasa nyaman dan bersyukur, meski harus meninggalkan keluarga berbulan-bulan. Ini bagian dari bentuk pengabdian kepada negara dan masyarakat,” ujarnya penuh semangat.
Firdaus menegaskan bahwa dirinya menjalankan tugas dengan sepenuh hati sebagai bentuk tanggung jawab moral dan profesional.
“Kita harus menunjukkan yang terbaik karena ini amanah. Jabatan yang kami emban adalah kepercayaan dan bentuk tanggung jawab untuk melayani kepentingan masyarakat,” tambahnya.
Kehadiran Firdaus di KUA Gane Timur Tengah dinilai sebagai sosok teladan. Meski bertugas di daerah yang masih memiliki keterbatasan fasilitas, ia tetap menjalankan pekerjaannya dengan disiplin dan loyalitas tinggi.
Bahkan, dalam kondisi kantor yang masih berstatus kontrak dan minim sarana, ia tetap hadir setiap hari sesuai jam kerja.
Warga Desa Bisui, Acun, turut menyampaikan apresiasinya terhadap sosok Firdaus.
“Kami sangat bangga dan terinspirasi. Meski jauh dari keluarga, beliau tetap konsisten dan tulus menjalankan tugasnya. Dedikasinya menjadi contoh bagi kami semua,” ungkapnya.
Firdaus dikenal aktif melayani masyarakat melalui berbagai program KUA, mulai dari pelayanan pernikahan, konsultasi keluarga, hingga penyuluhan keagamaan. Ia juga mampu beradaptasi dengan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di tengah keterbatasan.
Dalam penjelasannya, Firdaus menyebut pentingnya membangun kolaborasi antarpegawai.
“Kami menjalin kerja sama yang baik dengan kepala KUA, penghulu, dan seluruh staf. Ini kunci keberhasilan dalam pelayanan publik,” katanya.
Kinerja Firdaus layak mendapatkan penghargaan. Selain insentif finansial seperti bonus atau kenaikan gaji, pengakuan bisa diberikan melalui apresiasi langsung, pelatihan pengembangan diri, atau penyebutan resmi di acara instansi sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi luar biasa.
Pemberian penghargaan tak hanya meningkatkan motivasi kerja pegawai PPPK, tapi juga menciptakan budaya kerja positif di lingkungan KUA. Hal ini penting untuk mendorong semangat pelayanan yang unggul, berintegritas, dan berorientasi pada masyarakat.
Kisah Firdaus Hayun menjadi pengingat bahwa pengabdian sejati tidak selalu datang dari tempat yang nyaman.
Di daerah pelosok, dengan fasilitas terbatas, masih ada sosok yang bekerja dalam diam, memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Firdaus bukan hanya staf KUA, ia adalah simbol pengabdian yang tak mengenal lelah di ujung timur negeri.
(Munces)