PATI – HabarIndonesia. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Yahyawiyah, Desa Talun, Kayen, Pati, kembali menggelar forum ilmiah yang menghidupkan semangat intelektual para santri. Jumat, 22/08/25.
Dengan tema “Ragam Pendekatan Studi Kitab di Era Kontemporer”, forum ini berhasil menyedot perhatian karena menghadirkan pemikiran segar yang menjembatani tradisi klasik dan kebutuhan zaman modern.
Pengasuh pesantren sekaligus akademisi, Dr. Mukhammad Agus Zuhurul Fuqohak, M. S. I., tampil sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa kajian kitab kuning tidak cukup dipahami secara tekstual semata.
Studi kitab, kata Dr. Agus, kini menuntut pemahaman lintas pendekatan, mulai dari Maqashid Syariah, kontekstual, sosio-antropologi, qanuniyyah, filosofis, hingga perspektif gender.
“Pesantren tidak boleh hanya terjebak pada tradisi membaca teks. Santri perlu memadukan metode klasik dengan metodologi kontemporer agar tetap relevan dengan tantangan zaman, namun tetap menjaga ruh pesantren,” tegasnya.
Diskusi semakin hidup dengan presentasi para mahasiswa Pascasarjana Studi Islam, yakni Ahmad Naufal Al Aziz, Dwi Qurotun Nada, Sriyanto.
Mereka menampilkan sudut pandang yang beragam, mulai dari pendekatan linguistik, tafsir kontekstual, hingga relevansi studi kitab dengan realitas sosial masyarakat modern.
Keterlibatan santri, baik putra maupun putri, seperti Fakhrur Rifki dan King Aziz, turut memberi warna tersendiri. Tanggapan dan refleksi yang mereka sampaikan memperlihatkan bahwa tradisi intelektual pesantren tetap hidup dengan semangat dialogis.
Forum ini berlangsung hangat dan penuh dinamika, mencerminkan atmosfer keilmuan khas pesantren yang terbuka terhadap perkembangan.
Pada penutup diskusi, Dr. Agus menyampaikan harapannya agar santri tidak hanya menjadi pewaris tradisi keilmuan, tetapi juga agen perubahan yang menghadirkan Islam sebagai rahmat bagi semesta.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Pondok Pesantren Miftahul Ulum Yahyawiyah sekali lagi membuktikan dirinya sebagai pusat kajian yang tidak hanya menjaga warisan intelektual klasik, tetapi juga berani menghadirkan inovasi metodologis dalam studi keislaman.
(A.Rima Mustajab)














