Opini  

Bagaimana Menyikapi Hoax dalam Al-Qur’an

Oleh: Nurfahni Abdullah     

Mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Ternate

 

Istilah hoax sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat pada umumnya, bahkan dunia dengan teknologi yang berkembang semakin cepat, membagikan suatu berita sangatlah mudah, hanya dengan ujung jemari, membuat semua orang bahkan dunia pun akan tahu berita yang dibagikan.

Masyarakat yang setiap hari haus akan informasi membuat zaman modern kini, dengan mudah membuat dan mendapatkan banyak informasi melalui media-media, namun kadang berita yang dikonsumsi itu tidak semuanya benar bahkan dengan mudah terprovokasi oleh hoax, nah kenapa demikian?

‎Lebih jelasnya terlebih dahulu, apa itu hoax? Hoax merupakan bahasa Inggris yang artinya berita bohong. Artinya suatu berita yang tidak benar adanya dan sumbernya pun tidak diketahui, tetapi pada oknum tertentu memanfaatkan hoax untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.

‎Lemahnya pengetahuan dan kurangnya rasa ingin tahu serta malas mencari tahu, membuat informasi yang instan menjadi suatu hal mutlak yang dianggap paling benar tanpa diketahui terlebih dahulu maksud dan tujuan dari berita yang dikonsumsi itu, serta dampak negatif yang terjadi ketika mereka mulai membuat atau menyebar berita bohong kepada khalayak, yang itu merupakan salah satu bentuk doktrin yang tidak baik.

Jika berita yang terus-menerus dikonsumsi adalah berita bohong bahkan ada uangkapan “sarapan pagi dengan hoax, makan siang dengan hoax dan makan malam pun dengan hoax” nah ini sangat berbahaya apalagi jika hoax tersebut mengandung unsur kebencian terhadap suatu kelompok tertentu atau unsur SARA. Maka akan berdampak pada tatanan hidup kemasyarakatan.

‎Tidak banyak orang yang rajin membaca akan tetapi minat membaca itu masih ada, hanya saja berbeda kualitasnya, yaitu tentang apa yang dibaca. Misalnya, ada mahasiswa yang membaca untuk menunjang pengetahuannya baik itu yang berkaitan dengan jurusannya maupun umum, ada juga seorang ayah yang suka membaca koran untuk mengetahui berita aktual, ada juga yang gemar membaca story orang di akun media sosiall dll.

‎Terlepas dari itu, hoax bukan saja ditemukan hanya pada tulisan tetapi dalam berbagai bentuk, yaitu seperti video dan gambar yang berisi tulisan yang diedit sedemikian rupa untuk meyakinkan para pembaca atau penonton. Dari beragam bacaan informasi yang ditemukan, bisa dilihat beragam pula wawasan pengetahuan seseorang. Sehingga inilah yang menyebabkan sudut pandang setiap orang berbeda-beda, tidak hanya itu hasil dari bacaan mereka juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

‎Dalam Islam kita diajarkan untuk menyikapi sesuatu dengan bijak, tabayyun terlebih dahulu atau yang sering disebut dengan cek dan ricek. Maksudnya adalah ketika kita mendapatkan suatu berita jangan dulu ditelan secara mentah-mentah, coba dipahami terlebih dahulu pesan moral apa yang terkandung di dalamnya. Tidak melihat hanya satu sumber tetapi dari berbagai sumber kemudian baru menganalisis hal tersebut.

‎Allah SWT., memerintahkan untuk terlebih dahulu memeriksa kualitas suatu berita, sebagaimana Allah berfirman dalam A l-Qur’an.

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
‎Artinya:
‎“Wahai orang-orang yang beriman ! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakkan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”
‎(Al-Hujurat/49:6)

‎Perintah Allah tersebut ialah memeriksa dan meneliti suatu berita yaitu dengan cara mencari bukti-bukti kebenaran dari berita tersebut. Hal ini bisa dilakukan yaitu dengan menelusuri sumber-sumber yang dapat dipercaya atau bisa juga bertanya pada ahlinya.

‎Untuk menyikapi hoax atau berita bohong, yang harus diperhatikan adalah;

  1. ‎Banyak membaca, dengan membaca dapat membuka cakrawala wawasan Anda, sehingga kemampuan untuk memahami menanggapi suatu berita sangat gampang;
  2. ‎Mempunyai sifat kritis, artinya anda harus benar-benar mencari tahu lebih dalam tentang bukti kebenaran dari berita tersebut. Yaitu dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan kritis tentang apa yang anda ingin ketahui;
  3. ‎Tabayyun, yaitu dengan mengecek kembali berita tersebut sambil mencari tahu kebenarannya;
  4. ‎Abaikan / jangan di share, ini maksudnya ketika Anda mendapatkan suatu berita yang Anda sendiri tidak mengetahui bukti kebenarannya dan juga sumbernya maka jangan dibagikan, karena dikhawatirkan terjadi pembodohan massal;
  5. ‎Membuat tulisan, menanggapi hoax dengan membuat tulisan ilmiah yang bijak dan yang paling penting tulisan tersebut tidaklah fanatik atau mengandung unsur kebencian terhadap kelompok tertentu dan menjadikan pembaca menjadi cerdas, tidak mudah terprovokasi, dan bijak dalam menyikapi suatu berita;

Dengan demikian hoax yang sering Anda temukan dalam berbagai link online, anda harus menelusuri terlebih dahulu, untuk mengetahui bukti kebenarannya, sehingga ketika Anda ingin bagikan berita tersebut.

pastikan bahwa itu bukanlah hoax. Untuk itu di zaman teknologi ini, Jadilah orang yang cerdas dalam membaca berita agar menjadi manusia yang bijak pada zaman ini. ****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *