Berita  

Revitalisasi Bahasa Daerah Bacan, Upaya Menjaga Warisan Budaya di Halmahera Selatan

HALSEL – Habarindonesia. Dalam upaya melestarikan kekayaan budaya lokal, Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Halmahera Selatan menggelar kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah Bacan, Kamis 26/06/25.

Dalam upaya menyelamatkan bahasa daerah yang kian terpinggirkan. Program ini merupakan bagian dari prioritas nasional Kementerian Pendidikan, melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Kegiatan yang berlangsung dari 23 hingga 26 Juni 2025 ini melibatkan sekitar 100 peserta, terdiri dari guru SD dan guru SMP, di wilayah di Halmahera Selatan.

“Kapala Balai Bahasa Propinsi maluku utara, Nukman, saat di wawancarai media ini, menekankan bahwa tujuan utama dari program ini adalah menghidupkan kembali Bahasa Bacan sebagai alat komunikasi aktif antar generasi, bukan sekadar dokumentasi budaya.”ucapnya

Revitalisasi ini bertujuan untuk menghidupkan kembali penggunaan Bahasa Bacan yang saat ini mulai tergerus oleh perkembangan zaman dan dominasi bahasa nasional serta global.

Dalam kegiatan ini, para peserta mendapat pelatihan mengenai kosa kata, tata bahasa, hingga praktik bercakap menggunakan Bahasa Bacan.

Menurut Nukman, Kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah Bacan Mengalami penurunan drastis. Fakta ini menjadi landasan kuat pemulihan Bahasa Bacan sebagai target program revitalisasi yang dilaksanakan Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara.

“Kami berharap program ini dapat menumbuhkan kembali semangat generasi muda untuk mewarisi dan menggunakan Bahasa Bacan dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

“Bahasa Bacan sudah jarang digunakan dalam komunikasi rumah tangga. Tanpa itu, anak-anak kehilangan akses alami untuk belajar. Karena itu, dibutuhkan strategi kreatif dan kolaboratif,” katanya.

Lukman, menegaskan bahwa Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara berkomitmen untuk terus mendampingi program revitalisasi ini, bersinergi dengan pemerintah daerah dan komunitas literasi.

Dengan semangat pelestarian budaya dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan kegiatan ini menjadi langkah awal yang kuat untuk menjaga eksistensi Bahasa Bacan di tengah gempuran modernisasi dan globalisasi.”tutupnya

(Pandi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *