Berita  

Jamur Matching Game: Inovasi Mahasiswa Biologi UIA Hadirkan Game Seru untuk Edukasi Jamur Lintas Jurusan

JAKARTA – HabarIndonesia. Mahasiswa Program Studi Biologi Universitas Islam As-Syafi’iyah (UIA) sukses menyulap pelajaran mikologi menjadi pengalaman seru lewat “Pesta Cendawan”. Selasa 20/05/25.

Acara edukatif tersebut bertema “Eksplorasi Keanekaragaman dan Manfaat Cendawan untuk Kehidupan”. Tak lagi terpaku pada teori rumit, mahasiswa kini bisa mengenal dunia jamur melalui cara yang menyenangkan dan interaktif!

Bertempat di lantai 4 Gedung Alawiyah, Fakultas Sains dan Teknologi, acara ini menyedot perhatian mahasiswa lintas jurusan yang penasaran dengan keunikan jamur makroskopis dan mikroskopis.

Konsepnya? Game interaktif bertajuk Jamur Matching Game yang menggabungkan edukasi dan hiburan dalam satu paket menarik.

Para peserta ditantang untuk mencocokkan gambar jamur dengan nama ilmiah dan deskripsi morfologinya. Dari Penicillium penghasil antibiotik, hingga jamur dekomposer yang berperan penting dalam ekosistem semua dikupas tuntas lewat permainan yang mendidik dan bikin ketagihan.

“Kami ingin membuktikan bahwa belajar mikologi bisa sangat menyenangkan. Jamur bukan hanya objek penelitian, tapi bagian dari kehidupan sehari-hari,” ujar Ghina, mahasiswi semester 6 sekaligus ketua panitia kegiatan.

Sebanyak 26 peserta ikut ambil bagian, dan antusiasme pun memuncak sejak awal acara. Banyak dari mereka yang baru pertama kali mengenal jamur mikroskopis seperti Aspergillus, dan takjub dengan bentuk-bentuknya yang menyerupai karya seni mikroskopik.

Interaksi lintas jurusan menjadi daya tarik tersendiri. Mahasiswa dari berbagai program studi tampak akrab berdiskusi, saling tukar informasi, dan tertawa bersama saat menemukan fakta-fakta unik tentang jamur mulai dari manfaatnya di dunia medis, kuliner, hingga perannya sebagai “pembersih” alami bumi.

Menurut Qurrota A’yun, M.Si, dosen pengampu mata kuliah Mikologi, acara ini adalah bentuk evaluasi kreatif sekaligus metode penyampaian ilmu yang lebih ramah bagi generasi muda.

“Pesta Cendawan jadi bukti bahwa sains bisa dikemas dengan cara yang menyenangkan,” tuturnya.

Lebih dari sekadar proyek kuliah, kegiatan ini juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya jamur dalam kehidupan, sekaligus membuka peluang riset interdisipliner di masa depan. Mikologi tak lagi menjadi bidang yang asing, tapi justru menarik untuk dijelajahi lebih jauh.

Pesta Cendawan membuktikan bahwa pendekatan edukatif yang kreatif bisa menembus batas-batas disiplin ilmu.

Harapannya, acara seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi mata kuliah lainnya  membentuk cara belajar yang lebih hidup, menyenangkan, dan berkesan bagi seluruh civitas akademika.

(Jain)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *