Berita  

Langkah Firdaus dan BPC Pendukungnya Merusak Marwah HIPMI

Dinamika internal HIPMI Maluku Utara kembali memanas usai munculnya pleno tandingan yang dilakukan sebagian BPC kabupaten/kota. Praktisi hukum sekaligus tokoh muda Maluku Utara, Hastomo Bakri SH, menyebut langkah tersebut sebagai tindakan ilegal dan bentuk pembangkangan terang-terangan terhadap aturan organisasi.

Hastomo menegaskan bahwa pleno yang menetapkan Firdaus sebagai ketua HIPMI Malut tidak memiliki dasar hukum apa pun. Ia menilai tindakan itu sebagai upaya memaksakan kehendak di luar mekanisme resmi Musda.

Musda HIPMI Malut di Hotel Sahid Bela sebelumnya telah menetapkan Rio Pawane sebagai ketua terpilih melalui aklamasi. Penetapan itu dilakukan karena salah satu calon ketua memilih walkout dan menolak melanjutkan proses pemilihan.

“Keputusan Musda sudah final. Tidak ada ruang sedikit pun bagi kelompok mana pun untuk membuat keputusan tandingan,” tegas Hastomo Bakri SH.

Ia menyebut langkah Firdaus dan sebagian pengurus kabupaten/kota sebagai tindakan yang merusak marwah organisasi. Menurutnya, apa yang dilakukan tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap AD/ART HIPMI.

“Ini bukan sekadar kekeliruan. Ini pembangkangan yang disengaja dan harus diberi sanksi tegas,” kata Hastomo.

Ia mendesak Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI turun tangan untuk menghentikan gerakan yang berpotensi menciptakan dualisme kepemimpinan. Hastomo menilai BPP tidak boleh membiarkan konflik ini dibiarkan berlarut.

“Kalau BPP HIPMI tidak bertindak cepat, maka ini akan menciptakan preseden buruk dan merusak integritas organisasi secara nasional,” ujarnya.

Hastomo juga menyayangkan sikap sejumlah BPC yang ikut serta dalam pleno ilegal tersebut. Menurutnya, tindakan itu menunjukkan ketidakpatuhan dan minimnya komitmen terhadap keputusan organisasi.

“Pengurus yang ikut dalam pleno liar itu jelas melanggar disiplin dan harus diproses. Tidak boleh ada toleransi,” tegasnya.

Ia meminta seluruh kader dan pengurus menjunjung tinggi mekanisme resmi organisasi serta tidak terjebak dalam manuver kelompok tertentu yang ingin mengacaukan hasil Musda.

“HIPMI harus solid. Organisasi ini tidak boleh diporak-poranda oleh ambisi pribadi. Kembalilah ke aturan dan hormati keputusan Musda,” tutup Hastomo.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *