Morotai-Habarindonesia. Masyarakat Desa Galo-Galo, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, kembali merasakan masa kegelapan setelah listrik di desa tersebut mati lebih dari sebulan. Hal ini disebabkan oleh kerusakan mesin pembangkit listrik yang tidak kunjung diperbaiki, sementara respons dari pemerintah desa dan pihak PLN setempat terkesan mengabaikan masalah tersebut. Kamis 13/02/25.
Keluhan masyarakat terkait dengan kebijakan pemerintah desa yang tidak menanggapi serius permasalahan ini semakin meningkat. Mereka mengkritik sikap Kepala PLN yang tidak memberikan perhatian yang memadai terhadap kerusakan mesin pembangkit yang menjadi penyebab utama pemadaman listrik di desa itu.
Desa Galo-Galo diketahui memiliki tiga unit mesin pembangkit listrik. Namun, dua di antaranya mengalami kerusakan yang cukup parah, sementara satu mesin lainnya telah dipindahkan oleh pihak PLN ke Desa Sopi, Morotai Jaya, dengan alasan mesin tersebut dianggap terlalu boros dalam penggunaan bahan bakar minyak jika tetap digunakan di Desa Galo-Galo.
Kebijakan pemindahan mesin ini semakin memperburuk kondisi, karena kini masyarakat Galo-Galo harus hidup dalam kegelapan. Hal ini menambah kesan bahwa pemerintah desa dan pihak PLN tidak menganggap serius tanggung jawab mereka untuk menyediakan pasokan listrik yang stabil dan memadai bagi masyarakat.
Samsul Bahri, salah satu warga Desa Galo-Galo, mengungkapkan keluhannya terkait situasi tersebut. “Beberapa bulan terakhir, dan bahkan sampai saat ini, mesin-mesin pembangkit sering mengalami kerusakan, dan ini tidak ditangani dengan serius oleh pihak PLN,” ujarnya. Ia berharap ada langkah konkret dari pemerintah dan PLN untuk menyelesaikan masalah ini.
Menurut Samsul, masalah mati lampu ini semakin terasa berat ketika memasuki bulan suci Ramadan. “Setiap tahun, saat Ramadan, kami selalu menghadapi masalah yang sama. Listrik sering mati, dan ini sangat mengganggu aktivitas kami sebagai masyarakat yang ingin menjalankan ibadah dengan lancar,” tambahnya.
Harapan warga Desa Galo-Galo adalah agar pemerintah daerah, pemerintah desa, dan pihak PLN segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki mesin yang rusak dan memastikan pasokan listrik kembali berjalan normal. Mereka berharap agar masalah ini tidak berlarut-larut, mengingat pentingnya listrik bagi kehidupan sehari-hari mereka.
Selain itu, masyarakat juga meminta agar Kepala atau Koordinator PLN yang bertugas di Desa Galo-Galo dievaluasi atas kinerjanya yang dianggap kurang memadai dalam menangani masalah pemadaman listrik ini. Evaluasi yang tegas dinilai penting agar masalah serupa tidak terulang di masa mendatang.
Dengan harapan besar agar masalah ini segera diatasi, masyarakat Desa Galo-Galo menunggu tindakan nyata dari pemerintah dan pihak terkait untuk memastikan pasokan listrik yang stabil dan dapat diandalkan di desa mereka.
(Basri Kudo)