Berita  

Guru SMPN 36 Desa Matuting Keluhkan Tidak Terpasangnya Instalasi Listrik di Tiga Ruang Kelas Baru Renovasi

HALSEL – HabarIndonesia.id. Kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 36 Desa Matuting, Kecamatan Gane Timur Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, terganggu akibat belum terpasangnya instalasi listrik di tiga ruangan kelas yang baru selesai direnovasi oleh CV ABBSAY MULTIKARYA.

Kondisi ini menuai keluhan dari para guru dan siswa karena menghambat proses pembelajaran yang membutuhkan penerangan dan perangkat elektronik. Senin, 25/08/25.

Salah satu guru, Hardi, kepada HabarIndonesia.id mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut. Ia mengatakan bahwa sejak renovasi selesai beberapa minggu lalu, tiga ruang kelas tersebut belum memiliki sambungan listrik, padahal sebelumnya ruangan itu sudah memiliki instalasi listrik yang berfungsi dengan baik.

“Ini sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Tanpa penerangan, kelas jadi gelap terutama saat cuaca mendung atau kegiatan sore hari. Selain itu, kami tidak bisa menggunakan proyektor, komputer, maupun perangkat lainnya,” ujar Hardi, yang juga mengajar pelatihan komputer kepada siswa-siswi SMPN 36.

Lebih lanjut Hardi menjelaskan, sebelum direnovasi, setiap ruang kelas sudah dilengkapi instalasi lampu. Namun, setelah renovasi selesai, instalasi itu justru hilang dan tidak diganti.

“Kami jadi bertanya-tanya, kenapa instalasinya tidak dipasang kembali. Apakah ini kelalaian pihak kontraktor atau bukan menjadi tanggung jawab mereka,” tambahnya.

Guru lainnya juga menyampaikan bahwa ketidakhadiran listrik sangat merugikan, terutama dalam pelaksanaan asesmen berbasis komputer yang menuntut fasilitas memadai.

Mereka berharap Dinas Pendidikan Halmahera Selatan segera turun tangan untuk menindaklanjuti persoalan tersebut dan memberikan solusi konkret.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 36, Ridwan, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa sebelum renovasi, ruangan kelas telah memiliki instalasi listrik.

Ia mengatakan bahwa kini pihak sekolah terpaksa menarik kabel dari kantor untuk memenuhi kebutuhan penerangan di ruang belajar siswa.

“Kami sangat berharap pihak kontraktor bisa kembali dan menyelesaikan apa yang belum rampung. Setidaknya beri penjelasan apakah instalasi listrik memang tidak termasuk dalam tanggung jawab mereka, supaya kami bisa mengajukan kembali ke Dinas,” terang Ridwan.

Ketika dikonfirmasi, Arwin selaku perwakilan CV ABBSAY MULTIKARYA mengatakan bahwa instalasi listrik memang tidak tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek renovasi tersebut.

Ia juga mengklaim bahwa kabel lama yang sebelumnya terpasang sudah dalam kondisi tidak layak pakai.

“Kalau mau instalasi baru, itu harus diajukan ke Dinas. Kami hanya bekerja sesuai RAB, dan tidak bisa menambah item pekerjaan tanpa persetujuan. Tapi kalau sekolah butuh, saya bersedia menyumbang lampu, hanya saja instalasinya memang mahal,” jelas Arwin kepada HabarIndonesia.id.

Arwin juga menyarankan agar ke depan pengadaan renovasi fisik dan mobiler dipisahkan agar transparansi anggaran lebih jelas.

Ia berharap koordinasi antara sekolah, komite, dan Dinas Pendidikan bisa segera dilakukan agar persoalan listrik ini cepat tertangani.

Ia bahkan menyarankan opsi pemanfaatan energi terbarukan seperti panel surya sebagai solusi jangka panjang.

Dengan berbagai harapan dan saran yang telah disampaikan, para guru dan pihak sekolah berharap agar masalah ini segera mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan Halmahera Selatan.

“Kami hanya ingin siswa-siswi kami belajar dengan nyaman dan maksimal. Semoga masalah ini cepat selesai,” pungkas Hardi.

(Munces)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *