Berita  

Ecobhineka Muhammadiyah Maluku Utara Gelar Evaluasi dan Monitoring Program Lingkungan Lintas Iman

TERNATE — HabarIndonesia.id. Komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan penguatan kerukunan lintas iman kembali ditunjukkan oleh Ecobhineka Muhammadiyah Maluku Utara melalui kegiatan Evaluasi dan Monitoring Desa Dampingan yang digelar di Kelurahan Sulamadaha dan Tabanga, Kota Ternate.

Mengusung tema “Pendalaman Desa Dampingan Berbasis Lingkungan Melalui Pupuk Kompos dan Daur Ulang Sampah Oleh Perempuan dan Pemuda Lintas Iman”, kegiatan ini menjadi momentum refleksi sekaligus penguatan aksi nyata di tengah masyarakat.

Kegiatan ini tak hanya sekadar agenda evaluasi program, tetapi juga menjadi ajang edukasi lingkungan yang menyasar isu-isu krusial seperti pengelolaan sampah organik dan nonorganik.

Di tengah meningkatnya ancaman terhadap lingkungan hidup, keterlibatan langsung masyarakat khususnya perempuan dan pemuda lintas iman dianggap sebagai langkah strategis dalam membangun desa yang tangguh dan berkelanjutan secara ekologis.

Sejumlah pihak turut ambil bagian dalam kegiatan ini, di antaranya warga Kelurahan Sulamadaha dan Tabanga, perwakilan PKK Kota Ternate, Dinas Pertanian, GPM, tokoh agama, serta Lurah Sulamadaha, Bapak Buang M. Zen, yang secara resmi membuka kegiatan.

Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas iman dalam menjaga harmoni sosial dan ekologi.

“Kegiatan ini adalah contoh nyata bagaimana pemuda-pemudi dengan semangat persaudaraan membangun negeri ini menjadi lebih baik dan bermanfaat,” ujarnya.

Ketua Koordinator Ecobhineka, Marias Kaupun, menjelaskan bahwa produksi pupuk kompos dan daur ulang sampah bukan hanya memberi dampak ekologis, tapi juga membuka peluang ekonomi kreatif di tingkat lokal.

“Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran lingkungan, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi, memperkuat kerukunan antarumat beragama, dan membentuk karakter warga yang peduli terhadap bumi,” ungkapnya.

Salah satu momen paling menginspirasi datang dari pernyataan Ibu RT 01 Kelurahan Sulamadaha, Margareta Sanu. Ia menyampaikan bahwa program Ecobhineka bukan hanya sebuah kegiatan, melainkan gerakan sosial.

“Di dalamnya ada kepedulian terhadap bumi, ada semangat menjaga Bhinneka, dan ada kerjasama lintas komunitas demi kebaikan bersama. Ini bukti bahwa kita semua peduli,” tuturnya.

Hal senada disampaikan oleh tokoh agama dari Gereja GKPMI Immanuel Tabanga, Ibu Pendeta Noryanti Tarussy. Dalam refleksinya, ia menekankan nilai spiritual dari aksi lingkungan.

“Apa yang kita lakukan mungkin terlihat sederhana, tapi sesungguhnya sangat berarti. Kita sedang menanam benih kebaikan, merawat keberagaman, dan menjaga lingkungan agar tidak punah. Kita tidak hanya bicara angka, tapi juga kisah dan nilai,” katanya penuh makna.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Maluku Utara, Ibu Sitna Usman, S.Pd., menegaskan pentingnya sinergi semua unsur masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

“Perubahan tidak datang dari satu pihak saja. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, tokoh agama, organisasi sosial, dan tentu partisipasi aktif warga. Menjaga lingkungan adalah bagian dari iman dan tanggung jawab sosial kita bersama,” jelasnya.

Lanjut Maria, Melalui kegiatan ini, Ecobhineka Muhammadiyah Maluku Utara memperlihatkan bahwa pengelolaan lingkungan hidup bisa menjadi ruang perjumpaan antar iman, antar generasi, dan antar kepentingan yang berbeda demi tujuan bersama.

Evaluasi bukan hanya soal laporan, tapi juga pembelajaran kolektif bahwa bumi adalah warisan bersama yang harus dijaga hari ini, untuk masa depan yang lebih adil dan lestari.

(Etos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *